Nama Ayah : Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)
Nama Ibu : Dewi Chandrawulan
Meninggal : Tahun 1478 Masehi
Latar Belakang Sunan Ampel
Sunan Ampel dilahirkan di negeri Champa (Sepanjang pantai Vietnam). Negeri Champa diketahui berdiri pada tahun 192 Masehi. Sampai sekarang masih ada komunitas masyarakat Champa di Vietnam, Thailand, Kamboja, Malaysia dan Pulau Hainan (Tiongkok). Ayah Sunan Ampel merupakan Sunan Gresik yaitu keturunan Syekh Jamalluddin Jumadil Kubra atau seorang Ahlussunnah bermazhab syafi’i. Syekh Jamalluddin merupakan ulama yang berasal dari Samarqand, Uzbekistan. Samarqand merupakan daerah dilahirkannya Ulama-Ulama besar. Salah satunya adalah Imam Bukhari yang dikenal sebagai pewaris hadist yang shahih.
Kisah Perjuangan Sunan Ampel
Pada suatu waktu, Kerajaan Majapahit digeluti oleh masa yang suram karena banyak adipati dan bangsawan yang berpesta wanita dan berjudi. Prabu Brawijawa sebagai raja merasa sedih mengetahui keadaan kerajaan kacau seperti itu. Lalu istri Prabu mengusulkan mendatangkan seseorang yang mampu mengatasi masalah-masalah seperti itu, yaitu keponakannya sendiri Sayyid Ali Rahmatullah. Akhirnya raja menyetujui mendatangkan keponakan istrinya tersebut.
Setelah Majapahit mengirim utusan untuk menjemput Sayyid Ali Rahmatullah, tibalah Sayyid bersama ayah dan kakaknya di tanah Jawa. Namun mereka berpisah selama diperjalanan. Ayah dan kakaknya berhenti di daerah Tuban untuk beristirahat dan berniat berdakwah didaerah tersebut. Kemudian Sayyid tetap melanjutkan perjalanan dan akhirnya tiba di Majapahit. Sambutan yang hangat dari Prabu Brawijaya menghampiri Sayyid. Setelah Sayyid melepas lelah, Prabu menjelaskan sebab Sayyid dipanggil ke Majapahit. Kemudian Sayyid memahami dan sanggup menjalankan tugas dari Prabu Brawijaya. Setelah menerima tugas dari Prabu, Sayyid diberi sebuah tempat untuk mendidik bangsawan dan adipati. Kemudian Sayyid dijodohkan dengan putri Prabu yaitu Dewi Condrowati. Sehingga Sayyid Ali menjadi pangeran kerajaanMajapahit karena menjadi menantu Prabu Brawijaya. Karena dalam keluarga kerajaan Majapahit menyebut pangeran dengan sebutan “Raden”, maka Sayyid Ali Rahmatullah dikenal dengan Raden Rahmat.
Raden Rahmat segera mendidik dan menyadarkan para bangsawan dan adipati menuju ke jalan yang benar. Setelah berbagai cara dilakukan, akhirnya Raden Rahmat berhasil dan melanjutkan niatnya untuk berdakwah dalam masyarakat. Tentu Raden Rahmat diterima masyarakat dengan baik karena telah menyadarkan Adipati dan bangsawan di kerajaan Majapahit.
Saat melaksanakan dakwah di lingkup masyarakat, Raden bertemu dengan dua tokoh masyarakat yang mau menjadi pengikut Raden Rahmat. Yaitu Ki Wiryo Sarojo dan Ki Bang Kuning. Raden memanfaatkan keadaan ini untuk dakwah bersama dua tokoh ini. Sehingga sangat mudah bagi Raden Rahmat untuk mengajarkan ilmu-ilmu Islam. Saat Raden Rahmat berjalan menyusuri desa, Raden tiba di sebuah tempat yang kosong. Raden segera membangun masjid untuk beribadah bagi masyarakat. Daerah tersebut dikenal dengan Ampeldenta. Karena Raden Rahmat diberi kekuasaan di daerah tersebut, Raden Rahmat akhirnya dikenal dengan Sunan Ampel.
Cara Berdakwah Sunan Ampel
Cara yang ditempuh Sunan Ampel sangat singkat dan cepat, antara lain adalah dengan dikenalnya falsafah Moh Limo. Falsafah tersebut yaitu :
- Moh Main (tidak mau berjudi).
- Moh Ngombe (tidak mau mabuk karena minum minuman arak).
- Moh Maling (tidak mau mencuri).
- Moh Madat (tidak mau merokok atau menggunakan narkotika)
- Moh Madon ( tidak mau bermain dengan perempuan yang bukan istrinya)
Peninggalan-Peninggalan Sunan Ampel
- Masjid Sunan Ampel
- Pusaka-Pusaka Sunan Ampel
- Keris Setan Kober
Ayo bergabung dengan dengan Komunitas kami.
0 Response to "Biografi Sayyid Ali Rahmatullah (Raden Rahmat) Sunan Ampel Lengkap"
Post a Comment